Program studi Hubungan Internasional mengadakan kuliah tamu terkait mata kuliah Teori Hubungan Internasional dengan mengangkat tema perspektif postkolonialisme menurut Spivak, Vanom, dan Said.
Kegiatan ini dilaksanakan di Lacturer Theater Prof Ali Yafie Fakultas Ushuluddin dan Filsafat, pada tanggal 19 Desember 2023 pada jam 15.00.
Dalam agenda ini Dr. Muhammad Takbir., M.Pd., M.Phil menjadi dosen tamu yang sekaligus beliau merupakan dosen tetap Prodi Aqidah dan Filsafat Islam UIN Alauddin Makassar beserta Aspin Nur Arifin Rivai., S.IP., M.SI. Selaku pemantik pada kegiatan kuliah tamu tersebut.
Substansi kuliah tamu tersebut berisi pada tiga teori non barat yang digagas oleh Tiga pemikiran yang mengasumsikan postkolonialisme itu seperti apa.
Vandana Shiva, seorang aktivis lingkungan dan feminis India, mengembangkan pandangan postkolonial yang mengaitkan eksploitasi alam dan eksploitasi sosial dengan praktik kolonialisme. Ia menekankan pentingnya memahami bagaimana sistem kolonial menghancurkan lingkungan alam dan merampas sumber daya masyarakat lokal. Shiva juga menyoroti peran perempuan dalam perlawanan terhadap kolonialisme dan pembangunan yang merusak lingkungan.
Gayatri Chakravorty Spivak, seorang teoretikus feminis dan postkolonial asal India, menekankan pentingnya memerangi dominasi pengetahuan kolonial yang melahirkan ketidakadilan sosial. Salah satu konsep terkenal yang dikemukakannya adalah "subaltern" yang mengacu pada kelompok-kelompok yang terpinggirkan dan tidak terwakili dalam narasi sejarah kolonial. Spivak berpendapat bahwa perlu mendengarkan suara-suara subaltern dan memberikan mereka platform untuk berbicara.
Edward Said, seorang intelektual Palestina-Amerika, mengembangkan teori postkolonialisme dalam konteks studi Orientalisme. Ia menyoroti bagaimana pemikiran Barat memproduksi representasi yang bias dan stereotip tentang dunia Timur. Said menekankan bahwa pengetahuan dan representasi kolonial memiliki dampak politik dan kuasa yang signifikan, dan dia mendorong kita untuk mempertanyakan kedudukan pengetahuan yang diproduksi oleh pusat-pusat kekuasaan.
Dengan adanya kuliah tamu ini dapat menjadi pedalaman terkait dengan teori postkolonialisme dalam memahami serta menganalisis studi hubungan internasional.