Pertemuan Global & Masyarakat Bangsa Pertama Monash Indigenous Studies Center & Dapartemen Hubungan Internasional UIN Alauddin Makassar

  • 16 September 2023
  • 05:47 WITA
  • Administrator
  • Berita

Tepat pada hari Rabu 13 september 2023, Departemen Hubungan Internasional UIN Alauddin Makassar menggelar pertemuan di Lecture theater (LT) Ali Yafie, Fakultas Ushuluddin dan Filsafat bersama dengan tim Monash Indigenous Studies Centre. Pertemuan ini membahas kerja sama dengan tim Global Encounters Monash mengenai penelitiannya yang membahas sejarah panjang hubungan bangsa Makassar dan Australia. 

Dalam pertemuan ini, Pemateri banyak membahas bagaimana bangsa Indonesia dan Australia memiliki hubungan historis. Secara geografis, letak Australia memang dekat dengan Indonesia dimana terletak di bagian timur dan selatan Indonesia. dalam catatan sejarah ditunjukkan bahwa banyak nelayan yang diduga berasal dari Indonesia memasuki terumbu karang yang dekat dengan daratan Australia. Sejumlah operator pariwisata merekam aktivitas para nelayan tersebut mengumpulkan teripang, atau dikenal dengan sebutan sea cucumber, di dalam wilayah taman laut Rowley Shoals Marine Park. Para nakhoda kapal wisata mengaku baru pertama kalinya mereka melihat "nelayan asal Indonesia" di terumbu karang yang terletak 300 kilometer di lepas pantai Broome, Australia Barat.

Kegiatan mencari ikan dan hasil laut di Taman Laut Rowley Shoals telah dilarang tapi sejumlah operator menyewakan perahu untuk membawa turis menyelam dan snorkeling di sana. Seorang nakhoda perahu wisata Harley Cuzens mengaku mengunjungi daerah itu pada awal Oktober. Ia mengaku kaget dengan banyaknya orang yang diduga nelayan Indonesia berada di sana untuk mencari teripang.

Fakta menarik yang ditemukan peneliti adalah kedatangan orang makassar masih dirayakan di bagian utara australia dan menyimpan sejarah dengan lagu tarian. Tak hanya itu, 300 sampai 500 tahun yang lalu sudah terjadi perdagangan taripang antara bangsa indonesia dan Australia. Dari argument ini, banyak pakar meyakini bahwa bangsa Indonesia, terutama dari Makassar dan Maluku sudah berlayar menyentuh sisi barat Australia.

Bukti lainnya dapat diambil dari bahasan arkeolog Daeng Riolo, dengan lokus Raffles Bay di tahun 1826. Terdapat dua bukti bahwa bangsa Indonesia pernah menyentuh daratan Australia yaitu pada tahun 1820 yang konon mendarat untuk sekadar mencari air bersih dan di tahun 1860 beralih mencari  taripang.

Sebagai penutup, Dr.David Haworth, dkk menyampaikan ibrahnya mengapa ia melakukan penelitian ini. Ia menyampaikan tujuan penelitiannya berusaha membawa wacana sejarah suku Aborigin untuk mampu dipahami masyarakat umum. Pemateri berupaya menggabungkan cerita/wacana orang yang datang dari luar Australia dengan orang yang ada di Australia dengan menceritakan sejarah dari luar Australia ke dalam Australia dan sebaliknya.

 

Peliput

Muh. Aidil Mahis & M. Ilham