Makassar, 22 Juli 2025 — Program Studi Hubungan Internasional, Fakultas Ushuluddin dan Filsafat, UIN Alauddin Makassar menyelenggarakan kegiatan ASEAN Lecture Series yang meliputi Focus Group Discussion (FGD) dan Seminar Nasional. Kegiatan yang digelar pada Selasa (22/7) ini bertujuan untuk mengkaji keunggulan ASEAN dalam tataran global, khususnya dalam aspek perdamaian, keberagaman, dan kerja sama regional.
Acara ini secara resmi dibuka oleh Rektor UIN Alauddin Makassar, Prof. Dr. H. Hamdan Juhannis, M.A., Ph.D., dan menghadirkan narasumber dari berbagai latar belakang—akademisi, tokoh agama, praktisi keamanan, hingga pejabat tinggi pemerintahan. Beberapa tokoh yang hadir antara lain K.H. Muhammad Cholil Nafis, Lc., MA., Ph.D (Ketua MUI Bidang Dakwah dan Ukhuwah), K.H. Nabil Al Musawa (Pimpinan Majelis Rasulullah SAW Pusat Jakarta), Prof. Dr. Karta Jayadi, M.Sn (Rektor Universitas Negeri Makassar), Shidharto Reza Suryodipuro (Dirjen Kerja Sama ASEAN, Kementerian Luar Negeri RI), Prof. Ir. Bambang Pramujati, ST., MSc. Eng., Ph.D (Rektor Institut Teknologi Surabaya), dan Irjen. Pol. Drs. R. P. Mulya, S.H., M.H (Staf Ahli Bidang Pelayanan Publik dan Reformasi Hukum, Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan).
Dalam diskusi dan seminar tersebut, para narasumber menyoroti bagaimana ASEAN telah menunjukkan kemajuan signifikan dalam dekade terakhir, terutama dalam menjaga stabilitas dan harmoni di tengah keberagaman budaya dan agama. Hal ini menjadi pembeda mencolok dibandingkan kawasan lain seperti Timur Tengah atau Eropa yang sering kali dilanda konflik berbasis etnis dan agama.
ASEAN dipandang sebagai model komunitas regional yang berhasil membangun kohesi sosial dan perdamaian melalui komitmen bersama dan penghargaan terhadap keberagaman. Meski tidak lepas dari tantangan, capaian ini menunjukkan bahwa harmoni dalam pluralitas bukanlah utopia, melainkan hasil dari upaya kolektif yang konsisten dan inklusif. Melalui ASEAN Lecture Series ini, UIN Alauddin Makassar memperkuat peran akademik dalam mendorong pemahaman lintas budaya dan memfasilitasi dialog strategis dalam mendukung integrasi dan stabilitas kawasan.